GARUDA DI DADAKU

Ribuan supporter melebur jadi satu untuk mendukung Timnas kebanggaan. Sejenak meninggalkan fanatisme klub,dan bersatu demi Timnas.

SUGBK ! Stadion Utama Gelora Bung Karno

Stadion berkapasitas 80.000 penonton ini merupakan kandang Timnas kita. Disanalah seluruh elemen supporter melebur menjadi satu untuk mendukung Timnas.

REVOLUSI PSSI

Akar permasalahan yang membelit mandeknya kemajuan persepakbolaan nasional kita, tidak lain adalah sikap dari para pengurus PSSI yang otoriter. Menggunakan PSSI sebagai tunggangan politik mereka.

Aremania

Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung (suporter) klub sepak bola Arema Malang. Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi PS Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai organisasi independen pendukung Arema

BOAZ SOLOSSA

Boaz solossa! Sebuah fenomenal asal jayapura ini semakin hari semakin matang saja permainan nya. Skill individu plus insting mencetak gol yang tinggi menjadikannya striker nomor wahid di negeri ini.

Jumat, 25 Maret 2011

Stadion Jakabaring


Stadion Jakabaring adalah stadion multifungsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Stadion Bung Karno dan Stadion Palaran. Terletak di Palembang, Indonesia, stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik yang bertaraf internasional.

Kebanyakan, stadion ini difungsikan untuk tempat penyelenggaraan pertandingan-pertandingan sepak bola. Stadion dengan luas lahan sekitar 40 hektar ini dapat memuat hingga 36.000 - 40.000 orang dengan 4 tribun (A, B, C dan D) bertingkat mengelilingi lapangan. Tribun utama di sisi barat dan timur (A dan B) dilindungi atap yang ditopang 2 pelengkung (arch) baja berukuran raksasa.

Bentuk atap stadion merupakan simbol kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di bidang maritim yang dilambangkan oleh bentuk perahu dengan layar terkembang. Stadion ini beralamat di Jalan Gubernur H. A. Bastari, Jakabaring, Palembang.

AREMANIA ~ Supporter Arema Indonesia

Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung (suporter) klub sepak bola Arema Malang. Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi PS Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai organisasi independen pendukung Arema. Oleh karena itu Aremania selalu mandiri dalam segala urusan dan pembiayaannya.

Sebelumnya pendukung Arema pernah berada dalam "masa kelam" di mana setiap kesebelasannya bertemu dengan tim lain hampir dipastikan akan terjadi kerusuhan. Pernah terjadi setiap kendaraan yang berplat nomor "L" (dari Kota Surabaya) pasti dirusak. Sampai saat ini, apabila Persebaya bertanding ke Malang, mereka tidak pernah mengirim suporternya, begitu pula jika Arema bertandang ke Surabaya. Setelah timbul kesadaran untuk menunjukkan bahwa mendukung kesebelasan kesayangnnya tak harus dengan pandangan sempit (chauvinisme lokal), Aremania mulai berbenah diri dan mulai mengubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tapi juga atraktif.

Aremania termasuk suporter paling loyal di Indonesia. Di setiap pertandingan, entah di Malang maupun di luar kota Malang, Aremania selalu mendukung tim kesayangannya. Mereka tidak pernah peduli timnya menang atau kalah, yang penting mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan cara yang sportif, atraktif dan simpatik.

Penghargaan yang pernah diraih oleh Aremania antara lain adalah The Best Suporter pada Ligina VI tahun 2000 Oleh Ketum Agum Gumelar. dan The Best Suporter pada Copa Indonesia II tahun 2006.

Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 30 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Indonesia Super League dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.

Meskipun tidak terlalu tinggi (168 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.

Stadion Kanjuruhan

Stadion Kanjuruhan adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kapasitasnya berjumlah 35.000 tempat duduk. Stadion ini merupakan markas kesebelasan sepak bola asal daerah Malang, yakni Arema malang.

PERSIB BANDUNG



PT Liga Indonesia mewajibkan klub yang mengikuti Kompetisi Liga Super 2009-2010 mengubah statusnya menjadi badan hukum (profesional). Hal itu sebagai konsekuensi dari titel kompetisi Liga Super, dimana mereka (klub) bukan berstatus lagi amatir. Di lain pihak, klub berstatus profesional dilarang menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13/2006 yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59/2007.
Dengan adanya Permendagri itu, klub tidak boleh lagi menerima dana dari APBD berupa hibah dan bantuan sosial secara berulang. Padahal, saat itu Persib sangat mengandalkan dana dari APBD untuk mengikuti kompetisi. Kondisi itu yang membuat 36 Persatuan Sepakbola (PS) sebagai pemilik Persib, sepakat memberikan mandat kepada Walikota Bandung H Dada Rosada untuk menyelamatkan Persib agar tetap bisa mengikuti kompetisi.
Pada tanggal 20 Agustus 2009 di Pendopo Kota Bandung, Dada melakukan pertemuan dengan melibatkan elemen sepakbola di Bandung, seperti pengurus Persib, mantan pemain Persib, pengamat sepakbola, bobotoh, pejabat pemerintahan Kota Bandung, untuk membicarakan masa depan Persib yang harus berubah menjadi badan hukum. Ada empat nama perusahaan yang disodorkan peserta pertemuan, yakni PT Persib Maung Bandung, PT Persib Bandung Bermartabat, PT Persib Pangeran Biru, dan PT Persib Bandung Raya. Setelah diadakan musyawarah, semua sepakat memilih nama PT Persib Bandung Bermartabat.
Setelah itu, Dada memercayakan kepada H Umuh Muchtar untuk menjalankan perusahaan (Persib) agar tetap bisa ikut kompetisi. Tugas tersebut cukup berat karenai iklim sepakbola profesional di Indonesia belum menjadi industri yang menjanjikan bagi investor. Sempat terombang-ambing antara ikut dan tidak karena kegiatan kompetisi tinggal sebulan lagi, Umuh yang mendapat dukungan berbagai pihak, berhasil menggandeng investor untuk membawa Persib menjadi klub profesional. ***

source : http://persib.co.id/main/in/klub/informasi-klub

Kamis, 24 Maret 2011

BONTANG FC

Bontang FC (dulu: Bontang PKT, PKT Bontang atau Pupuk Kaltim Bontang) merupakan klub sepak bola profesional yang bermarkas di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia. Tim yang awalnya bernama PS Pupuk Kaltim Galatama ini dibentuk pada tanggal 18 Juni 1988 oleh perusahaan PT Pupuk Kaltim (PKT) dan diikutsertakan pertama kali ke kompetisi Galatama pada tahun yang sama. Bontang PKT merupakan salah satu dari beberapa tim yang belum pernah sama sekali terdegradasi dari liga paling bergengsi di Indonesia (dulu Divisi Utama, kini Superliga). Bontang PKT sendiri pernah beberapa kali mengikuti turnamen Piala Winners Asia. Pada tanggal 12 Juni 2009, Bontang PKT mengubah namanya menjadi Bontang FC setelah klub ini berpindah tangan dari PT Pupuk Kaltim ke Pemerintah Kota Bontang.

Rabu, 23 Maret 2011

BALI DEVATA


Bali Devata Football Club (awalnya dikenal sebagai Bali Dewata United) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Bali. Klub yang didirikan tahun 2010 ini bermain di Liga Primer Indonesia 2011. Saat ini Bali Devata FC ditangani oleh pelatih kepala berkebangsaan Belanda bernama Willy Scheepers dan menggunakan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar sebagai markasnya

Logo Bali Devata Football Club adalah Naga Banda, sebuah simbol keagungan dan keistimewaan. Secara filosofi, maskot Naga Banda mencengkeram bola dalam lingkaran Tridatu memiliki makna Bali Devata diharapkan membawa spirit Tridatu. Bijaksana (Satwam) yang dalam bahasa olah araga disebut sportif, energi (Rajah) dan kompak bersatu (Tamah) menuju puncak prestasi (keagungan).

Persema Malang


Persatuan Sepak bola Indonesia Malang (biasa disingkat: Persema) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Persema adalah saudara tua dari Klub Arema Indonesia. Persema melangsungkan pertandingan kandangnya di Stadion Gajayana. Persema juga mempunyai supporter yang bernama Ngalamania.

Senin, 21 Maret 2011

PERSIBA BANTUL

Profil Persiba Bantul

PERSIBA Bantul sebuah tim sepakbola yang berdiri pada tanggal 21 September 1967, dengan tujuan pokok sesuai dengan AD/ART adalah proses kelanjutan gerakan sepakbola nasional yang diawali dengan berdirinya PSSI 19 April 1930 di Yogyakarta. Sepakbola merupakan olahraga yang sangat dikenal, digemari dan telah merakyat di Indonesia, yang berupakan sarana untuk menunjang pembangunan Bangsa Indonesia khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki jasmani yang sehat dan kuat dalam rangka membawa nama baik nama bangsa Indonesia dalam percaturan bidang olaharaga nasional.

Perjalanan PERSIBA dari sejak berdirinya, mengalami pasang surut dalam prestasi maupun manajemennya, hal itu tidak lepas dari keaktifan pengurus dan dana yang dari dulu masih ditopang oleh bantuan atau dana dari pemerintah, dan iuran dari KORPRI.

Tetapi pengurus tidak pernah putus asa, terbukti dengan kompetisi intern PERSIBA berjalan dengan mulus dan lancar, bahkan merupakan kegiatan kompetisi yang berjalan paling baik di DIY. Untuk prestasi yang paling tinggi, PERSIBA hanya masuk dalam babak pertama untuk tingkat nasional setelah menjuarai tingkat Pengda PSSI DIY, itupun karena PSIM dan PSS telah masuk di Divisi Satu dan Liga Utama. Letak kegagalan tersebut disamping karena dana yang minim, juga karena sumber daya yang pas-pasan, sedang tim lain ditunjang oleh dana yang cukup juga pemain berkualitas yang diambil dari luar daerah mereka.

Angin segar berhembus ketika sosok Drs.H.M.Idham Samawi hadir di bumi Projotamansari. Kompetisi antar perkumpulan anggota PERSIBA berjalan lancar dengan dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Bantul, bahkan juara dari masing-masing divisi mendapatkan uang pembinaan yang merupakan barang langka pada kompetisi-kompetisi sebelumnya.

Kompetisi antar perserikatan se Pengda PSSI DIY, selalu mendapatkan juara dengan suntikan dana yang lebih cukup untuk ukuran Divisi Dua. Bahkan pada tahun 2004 anggota PERSIBA yang terdiri dari 75 perkumpulan aktif mendapat dana stimulan masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,00 luar biasa.

Gebrakan Pak Idham pertama muncul ketika Liga Remaja dibawah Usia 18 tahun tampil ditingkat nasional, sungguh prestasi yang baru pertama kali terjadi dari persepakbolaan di Bantul. Apalagi ketika direkrutnya pelatih nasional Andi Lala untuk menangani tim liga remaja tahun 2003, PERSIBA yang mentargetkan masuk 16 besar nasional ternyata justru masuk enam besar nasional dari 400 ratusan anggota PSSI, sungguh prestasi yang luar biasa. Perlu hadirin ketahui Boaz Salosa yang pemain nasional itu, tidak berkutik ketika melawan anak-anak asli Bantul di Jepara dalam babak 8 besar Liga Remaja tahun 2003, kita bermain 1-1 dengan timnya Boaz Salosa.

Tahun 2004 merupakan tonggak sejarah persepakbolaan di Kabupaten Bantul, setelah menunggu selama 37 tahun akhir dapat juga masuk ke Divisi Satu Liga Indonesia. Sosok Idham Samawi berperan besar dalam keberhasilan ini, yang tentu saja didukung oleh dana APBD Kabupaten Bantul dengan persetujuan DPRD.

Pembangunan Stadion Sultan Agung, merupakan kebanggaan warga kabupaten Bantul umumnya dan penggemar olahraga khususnya sepakbola, bahkan pelatih Nasional PSSI asal Inggris Peter Withe terkagum-kagum melihat rumput di lapangan Pacar.

Tahun 2005 PERSIBA mendapat kepercayaan dari PSSI untuk melanjutkan pembinaan pemain masa depan Indonesia, Tim Nas U-20 dititipkan di Bantul untuk dibina dan diikutsertakan dalam Kompetisi PSSI Liga Indonesia Tahun 2005, padahal ada beberapa klub yang telah meminangnya.

Tahun 2006 yang lalu kembali PERSIBA berlaga di tingkat Divisi Satu Liga Indonesian dengan materi dan persiapan yang lebih matang. Namun di tengah mengikuti kompetisi, pada tanggal 27 Mei 2006 Bantul diguncang bencana alam gempa tektonik sehingga dengan dengan terpaksa PERSIBA mengundurkan diri dari ajang Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Begitupun dengan roda kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Bantul dengan terpaksa juga dihentikan.

Tahun 2007, PERSIBA mempersiapkan diri untuk kembali berlaga di Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Sejumlah pemain telah direkrut dengan target PROMOSI ke Divisi Utama! Akhirnya, dengan dukungan rakyat Bantul Persiba Bantul mampu lolos ke Divisi Utama.

PASERBUMI ~ supporter Persiba Bantul

Profil Paserbumi

Berbekal dari keinginan masyarakat Bantul untuk melihat tim kesayangannya PERSIBA Bantul dapat berbicara di kancah sepakbola nasional, maka dari segelintir individu pecinta bola di Bantul muncullah gagasan untuk membentuk organisasi suporter modern Bantul. Sebelum Paserbumi berdiri dibentuklah PPISB (Panitia Pembentukan Ikatan Suporter Bantul) yang kemudian mendapatkan respon dari Bapak Bupati dan Pemda Kabupaten Bantul. Diadakanlah Sayembara atau Lomba Logo dan Wadah Suporter yang diadakan oleh Panitia Lomba Logo dan Wadah Suporter dari unsur Pemda dan Perwakilan PPISB.

Panitia menetapkan nominasi nama wadah suporter yaitu Kaisar, Baskara, Banaspati, Paseban, Paserbumi. Dan pada tanggal 9 Mei 2004 dalam Sidang Istimewa Suporter Persiba Bantul yang diselenggarakan di gedung DPRD Kabupaten Bantul, nama “PASERBUMI” (Pasukan Suporter Bantul Militan) terpilih sebagai nama ikatan suporter Bantul. Pada tanggal 8 Juli 2004 Paserbumi secara resmi dikukuhkan oleh Bapak Bupati Bantul Drs. H.M. Idham Samawi.

Pada awal berdiri jumlah bergodo/laskar baru 32 bergodo. Awal kiprahnya, PASERBUMI turut mendukung PERSIBA pada Kompetisi Divisi II PSSI tahun 2004 dan PERSIBA berhasil lolos ke Divisi I PSSI.

Dalam perkembangannya jumlah bregodo PASERBUMI makin bertambah, pada pelaksanaan Musyawarah Anggota (Musta) I yang diselenggarakan 30 Januari 2005 tercatat 80 bregodo. Dan sampai bulan Februari 2006 jumlah anggota Paserbumi mencapai 123 bergodo. Begitu besarnya semangat masyarakat Bantul untuk mendukung Tim Persiba.

Markase PASERBUMI :
Aditya Transport, Jl Bantul KM 10 Melikan Lor,  Bantul Telepon : 0274- 367340
kontak e-mail : carik(at)paserbumi.com

Minggu, 20 Maret 2011

PSIM Yogyakarta



PSIM. kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram adalah sebuah klub sepak bola di Indonesia yang didirikan pada 5 September 1929 dengan nama awal Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Nama Mataram digunakan karena Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan kerajaan Mataram (Ngayogyakarta Hadiningrat). Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930 nama PSM diubah menjadi PSIM seperti yang dikenal sekarang. Salah satu pemain PSIM yang menjadi legenda bagi sepak bola Indonesia adalah R. Maladi yang merupakan kiper PSIM dalam kompetisi Perserikatan 1931.  PSIM merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil PSIM, HA Hamid, Daslam, dan Amir Noto dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930.  Saat ini PSIM berlaga di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, dengan pelatih Bambang Kawijiono. PSIM memiliki kelompok suporter yang bernama Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati).

PSMS Medan "Ayam Kinantan"



Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya atau biasa disingkat PSMS Medan adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Medan, Sumatra Utara. PSMS Medan saat ini bermain di Liga Super Indonesia Liga Indonesia.

PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia oleh karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "daun" dan "bunga tembakau Deli".

PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.

Menjelang digelarnya Liga Super Indonesia pada 12 Juli 2008, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal antar pengurus tim dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari ajang LSI 2008 di mana akhirnya pada tanggal 10 Juli 2008 Badan Liga Indonesia memutuskan untuk tetap mengikutsertakan PSMS Medan mengikuti ajang Liga Super Indonesia meski harus menggunakan Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta pada paruh musim pertama setelah pihak pengelola setuju memberi kompensasi sebesar Rp. 2,5 miliar sebagai dana renovasi infrastruktur Stadion Teladan, Medan.

www.slemania.or.id ~ PSS Sleman

Merupakan website milik supporter PSS Sleman, slemania. Berisi tentang jadwal,klasemen,guestbook, dan info-info mengenai PSS Sleman dan Slemania.

Sabtu, 19 Maret 2011

Timnas Indonesia AFF Suzuki Cup 2010


Goalkeepers
1 MARKUS HARISON RIHIHINA
12 FERI ROTIN SULU
23 KURNIA MEIGA HERMANSYAH
24 I MADE WIRAWAN

Defenders
2 MOHAMMAD NASUHA
3 ZULKIFLI SYUKUR
4 SUPARDI
5 MAMAN ABDURAHMAN
7 BENY WAHYUDI
22 MUHAMMAD RIDWAN
25 SLAMET RIYADI
26 MUHAMMAD ROBY
27 HAMKA HAMZAH
29 YESAYA NICKHANOR DESNAM
30 NOVA ARIANTO

Midfielders
6 TONY SUCIPTO
8 EKA RAMDANI
10 OKTOVIANUS MANIANI
14 ARIF SUYONO
15 FIRMAN UTINA
16 OKTAVIANUS
18 HARIONO
19 AHMAD BUSTOMI

Forwards
9 CRISTIAN GONZALES
11 BOAS SALOSSA
13 DENDI SANTOSO
17 IRFAN HAARYS BACHDIM
20 BAMBANG PAMUNGKAS
21 YONGKI ARI BOWO
28 JOHAN JUANSYAH

Coach: ALFRED RIEDL (Austria)

liga primer indonesia (LPI)

Sebuah acara silaturahmi antara 20 klub sepakbola nasional bersama Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI) di Graha Jenggala, Jakarta 17 September 2010, melahirkan sebuah deklarasi. Deklarasi tersebut pada intinya berisi keprihatinan klub sepakbola nasional atas terpuruknya kondisi sepakbola nasional.
Klub sepakbola profesional kemudian mengambil inisiatif bersama untuk membangun dan mendeklarasikan  Liga Primer Indonesia (LPI) di Semarang pada 24 Oktober 2010. Terdapat 17 klub sepakbola profesional yang menyatakan kemauan mereka akan sebuah perubahan ketika itu.
Semangat klub dalam membangun LPI juga merupakan sebuah komitmen untuk peningkatan standar sepakbola, baik secara organisasi maupun keuangan. Klub-klub memandang bahwa sistem bantuan permodalan, dan sistem bagi hasil pendapatan dalam LPI, dapat membuat klub mandiri secara keuangan serta profesional dalam pengelolaan.
Demi mencapai kemandirian, konsorsium LPI memberikan bantuan modal awal kepada setiap klub peserta agar terlepas dari ketergantungan pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Modal awal tersebut bervariasi antarklub, sesuai hasil audit yang telah diselenggarakan.
Selain itu, LPI menganut azas pembagian pendapatan secara transparan dan bertanggung jawab kepada klub peserta. Sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukan berdasarkan dua skema. Yaitu skema untuk pendapatan liga (misal: sponsor liga, hak siar, dan lain-lain), dan skema atas pendapatan pertandingan (misal: sponsor lokal, hak siar, tiket, dan lain-lain). *
source : http://ligaprimerindonesia.co.id/node/1

pusamania.org ~ PERSISAM SAMARINDA

Menyediakan info-info tentang Persisam Samarinda. TKP -> http://pusamania.org/

ONGISNADE.CO.ID ~ Arema Indonesia

Menurut pendapat pribadi,ini merupakan web paling keren untuk klub sepakbola di Indonesia. Tata letak,materi,foto,manajemen nya sangat teratur. Sehingga membuat orang yang sedang berjalan-jalan di web ini merasa betah. SALUT!

REVOLUSI PSSI



PSSI Riwayatmu Kini ?

Akar permasalahan yang membelit mandeknya kemajuan persepakbolaan nasional kita, tidak lain adalah sikap dari para pengurus PSSI yang otoriter. Menggunakan PSSI sebagai tunggangan politik mereka, dijadikan sapi perah untuk menarik keuntungan kelompok mereka. Mereka bagaikan penguasa di Mesir dan Tunisia yang keras kepala dan tidak mau mendengarkan keluh kesah rakyatnya.
7 tahun menjadi orang nomor satu di PSSI, seolah belum cukup bagi Nurdin Halid untuk kemudian dengan sadar diri mundur dari dunia persepakbolaan Indonesia. Latar belakang Nurdin Halid mendapat sorotan. Ironisnya, Nurdin pernah memerintah PSSI dari balik jeruji penjara karena menjalani tiga jenis tindakan pidana yang berbeda-beda, mulai dari korupsi gula, distribusi minyak goreng, serta tuduhan pelanggaran impor beras; FIFA seolah-olah tutup mata.
Posisi Nurdin sebagai kader suatu partai besar jelas menimbulkan tanda tanya tentang penegakan semangat FIFA yang memisahkan campur tangan politik di dalam sepakbola. Jika dilihat sumber pendanaan kompetisi sepakbola Indonesia yang mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tanda tanya itu jelas kian besar.
Masalah lain adalah pembenahan sistem selama PSSI diperintah Nurdin. Kompetisi model baru dengan nama Superliga Indonesia (ISL) digelar sejak 2008, tetapi tidak banyak perubahan yang terjadi. Lebih jelas lagi, tidak ada peningkatan kualitas yang signifikan. Prestasi klub-klub Indonesia di kancah Asia masih tetap memalukan.
Harapan masyarakat Indonesia pada kongres PSSI mendatang adalah, kongres berjalan fair dan bebas dari intervensi suatu kelompok atau partai dan urusan politik, sehingga bisa menghasilkan para figur yang memang layak dan capable untuk mengangkat prestasi persepakbolaan nasional kita. Dengan kata lain, kongres diharapkan bisa mengganti Ketua Umum PSSI saat ini, Nurdin Halid, yang sudah banyak mendapat tekanan keras dari pecinta sepakbola tanah air untuk lengser karena dinilai tidak mampu membawa perubahan yang signifikan terhadap persepakbolaan tanah air.
Masyarakat Indonesia menginginkan  reformasi total, berharap pemerintah dalam hal ini Menpora, tidak hanya diam, harus ada intervensi pemerintah dan tidak ada ruang untuk money politics.
PSSI lah yang bisa menentukan kiblat sepak bola Indonesia. PSSI bisa menentukan kebijaksanaan lain, misalnya bikin kompetisi dan lain-lain. Harus ada evaluasi tentang prestasi yang telah dihasilkan pengurus yang seharusnya bertugas untuk membuat persepakbolaan Indonesia semakin baik. Namun justru hasilnya akhir-akhir ini bisa dilihat, begitu sangat mengecewakan.
Sepertinya PSSI sendiri tidak tahu apa masalah tim nasional kita. Ketika timnas Indonesia gagal menjuarai AFF Suzuki Cup pada Desember 2010, sorotan kembali mengarah pada PSSI. Di samping kekecewaan karena gagal menjuarai turnamen meski tim-tim lawan tampil dengan kualitas yang cenderung tidak kompetitif, publik juga kesal atas manajemen penyelenggaraan turnamen yang kacau balau – terutama masalah penjualan tiket.
Sepakbola Indonesia merupakan alat pemersatu. Di tengah kondisi masyarakat yang kian susah, kian muak melihat tontonan kasus korupsi, mafia hukum, yang bak cerita sinetron tak pernah ada endingnya seperti sekarang ini. Dan hiburan yang menjadi pelipur lara bagi masyarakat banyak adalah sepakbola, namun sepakbola yang bermutu tentunya. Dan PSSI, sejujurnya memang sudah dalam kondisi akut, menderita. Butuh solusi, revolusi dan resolusi. Semoga harapan masyarakat Indonesia untuk kemajuan sepak bola nasional tidak hanya menjadi harapan semu!!!

http://revolusipssi.com/revolusi/

GARUDA DI DADAKU



Aksi Suporter Timnas Indonesia sangat bervariasi. Saking ngebet-nya menyaksikan tim kebanggaan mereka berlaga, para suporter ini siap membela mati-matian. Salah satu contoh aksi Suporter Timnas Indonesia ingin menyaksikan laga final Piala AFF 2010 di mana Timnas Indonesia bertemu Malaysia. Mereka sampai bertindak anarkis lantaran tak kunjung bisa membeli tiket pertandingan tersebut.
Aksi Suporter Timnas begitu besar, mereka sudah antre sejak pagi sampai hujan-hujanan tapi tetap tidak mendapatkan tiket. Ini sebenarnya bukan kali pertama. Sebelumnya yakni menjelang laga semi final, Indonesia melawan Filipina, lagi-lagi sejumlah calon penonton merasa dirugikan.
Ratusan orang yang tidak kebagian tiket, akhirnya mereka nekat memaksa masuk ke dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Walaupun tidak kebagian tiket, mereka memaksa menyaksikan langsung pertandingan tim kesayangan.
Aksi Suporter Timnas Indonesia sangat disayangkan berbagai pihak. Sebab, bagaimanapun besarnya perhelatan Piala AFF ini hanyalah sekadar ajang sepak bola dalam lingkup Asia saja. Sungguh ironis bila hal ini dikaitkan dengan rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia mendatang

IRFAN BACHDIM !


Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda.Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Premier Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap

PSS Sleman


Persatuan Sepak bola Sleman (biasa disingkat: PSS Sleman) merupakan sebuah tim sepak bola yang berbasis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tim yang didirikan pada 20 Mei 1976 ini memiliki julukan sebagai tim Super Elang Jawa atau Super Elja. Tim ini juga sering disebut dengan julukan Laskar Sembada. Mereka bermain di divisi teratas dalam sebuah sepak bola Indonesia, Liga Indonesia. PSS Sleman memiliki suporter yang menamakan dirinya Slemania. Musim lalu mereka telah selesai pada posisi terakhir, karena gempa bumi. Stadion utama mereka adalah Stadion Maguwoharjo, dan menggunakan Stadion Tridadi sebagai tempat latihan rutin.

MAGUWOHARJO INTERNATIONAL STADIUM


Stadion Maguwoharjo dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai alternatif pengganti Stadion Tridadi yang merupakan homebase PSS Sleman dalam beberapa musim kompetisi. Animo masyarakat Sleman yang besar, terutama slemania, dalam mendukung PSS setiap kali berlaga di kandang membuat kapasitas di Stadion Tridadi sudah tidak mampu menampung penonton.
Dalam kurun waktu tahun 2004 hingga 2006 dibangunlah sebuah stadion yang memiliki standar internasional. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan ketidaklayaan stadion Tridadi untuk menjamu tim-tim besar Liga Indonesia.
Stadion yang dibangun di Desa Maguwoharjo ini resmi bisa digunakan sebagai kandang PSS Sleman dalam mengikuti kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Dengan memiliki daya tampung hingga 35.000 penonton membuat stadion Maguwoharjo mampu menampung seluruh penonton yang menyaksikan tim kesayangan mereka, PSS Sleman saat bertanding, bahkan juga bisa menampung hingga 10.000 suporter tamu yang datang.
Stadion yang memiliki nama resmi Maguwoharjo International Stadium (MIS) ini dianggap sebagai salah satu stadion terbaik di Indonesia selain Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Jakabaring di Palembang, dan Stadion Jalak Harupat di Kabupaten Bandung. Bahkan, Stadion Maguwoharjo pernah digunakan oleh tim nasional Indonesia dalam melakukan pertandingan ujicoba.

Jumat, 18 Maret 2011

JEJAK ANAK-ANAK DALAM KELOMPOK SUPORTER

“Pokoke nek aku ketemu uwong sing nganggo kaos ijo(slemania) meh tak bandem… “, kata itu terucap begitu saja dari mulut seorang anak kecil disebuah kampung di kecamatan Wirobrajan Yogyakarta. Barangkali umurnya tidak lebih dari 15 tahun, perkiraan saya sekitar 11 tahun. Anak itu masih ABG, tidak juga, bagiku itu masih anak-anak. Saya pikir dia belum terlalu lama dipisahkan dari air susu ibunya. Saya melihatnya sekali lagi, kelihatan cukup emosional, marah, namun satu hal yang tidak bisa disingkirkan bergitu saja dari raut wajahnya, innocent, ala anak-anak.

Satu diantara dua temannya, umurnya sebaya, menimpali. “Opo awak dewe gawe plinteng wae, ben iso cepet mlayu, ujarnya”. Aku tersenyum melihat tingkah polahnya. Mereka bertiga malu-malu setelah tahu jika aku memperhatikanya. Tak lama setelah itu anak-anak itu lagi-lagi berbisik, “ono cah slemania” sambil menunjuk-nunjuk motor yang aku pake siang itu. Maklum di motor yang aku pakai terdapat tas kecil bungkus kaos bertuliskan “I Love (tanda jantung hati) PSS” berwarna hijau yang aku beli beberapa waktu yang lalu dari salah satu teman slemania cyber. Tas itu sudah berganti fungsi sebagai tempat air minum anakku, atas ide anaku sendiri yang masih berumur 4 tahun.


Obrolan anak-anak itu mengingatkan masa kecilku dulu, sejak SMP aku tak pernah lepas dari sepakbola, tentu PSIM yang aku lihat waktu itu. Kebetulan saya lahir dan besar di sebuah kampung bagian selatan kota Yogyakarta, cukup 20 menit bersepeda menuju stadion Mandala Krida. Waktu itu belum ada Brajamusti, yang ada PTLM (Paguyuban Tresno Laskar Mataram) sebagai kelompok supporter satu-satunya di Yogyakarta. Agak mirip dengan obrolan anak-anak diatas, saya dan teman-teman merasa bangga jika berhasil meloloskan batu dan kelereng sebagai “amunisi” ketika kesebelasan lawan mengungguli PSIM atau wasit yang saya pandang berat sebelah, hanya sekedar itu, tidak lebih.


***

Petang itu, menjelang maghrib, derby antara PSS vs PSIM telah usai. Saya pulang melewati depan perumahan mewah di Kecamatan Depok Sleman. Sesuai aturan saya masuk melalui jalur lambat, jalur khusus sepeda motor. Di depan perumahan itu sangat ramai dengan banyak orang, info yang saya dapat baru saja ada dua orang berbaju Slemania dihadang dan dipukuli rombongan Brajamusti yang baru saja pulang dari stadion Maguwoharjo Sleman. Karena jalan macet, saya menghentikan sepeda motor. Parkir sejenak sambil memperhatikan situasi sekitar. Sekitar 5 meter didepanku, saya melihat rombongan 7 anak kecil dengan menggunakan sepeda onthel lengkap dengan atribut hijau Slemania. Tak ketinggalan bendera kecil yang ditautkan di bagian belakang sepedanya.

Rombongan anak kecil itu berkumpul dan mengelilingi satu diantara 7 orang tersebut. Terlihat satu anak itu menangis. Saya dekati, “ngopo je le?”, tanyaku penuh selidik. “niki lho pak, nangis soale wedi kalihan tiyang Brajamusti”, jawab salah satu anak. “wau wonten tiyang Slemania diantemi”, timpal yang lainya. “Trus niki nggih sedoyo ajrih ajeng wangsul teng griyo”, anak ketiga menyambung. “lha omahmu ngendi”, tanyaku. “niki sak rencang griyane teng Moyudan”, jawab mereka serempak. Saya berpikir anak-anak ini bener-bener militan, dari Moyudan bersepeda, hujan lagi.


Saya sarankan ke mereka, segera copot atribut kalau memang takut. Tak lama ketujuh anak-anak ini segera mencopot baju, bendera dan syal mereka dan ditaruh di sebuah tas kresek hitam. Dengan telanjang dada, mereka pamit ke aku. “pak matur nuwun nggih, kulo sak rencang ajeng wangsul teng Moyudan, mboten nopo2 mangkeh nek masuk angin, niki pun resiko slemania sejati pak, nuwun nggihhh…”, ujar salah satu anak. Saya terhenyak, tak habis pikir, ternyata sepak bola benar-benar bahasa universal.


Dua kasus ini begitu mengejutkan, minimal bagiku. Anak-anak telah menjawab sebuah perlawanan, tidak dalam konotasi negative. Perlawanan merupakan simbol keberanian ataupun simbol menghadapi situasi sekitar untuk kemudian menentukan sebuah sikap yang akan dilakukan. Semoga saya tidak salah menentukan pilihan kata. Bisa juga anak-anak tersebut, dengan kapasitas masing-masing, telah menunjukkan sebuah militansi. Militansi yang sering didengungkan oleh kelompok-kelopok supporter di Indonesia hingga saat ini.


Militansi, dalam kamus besar bahasa Indonesia kurang lebih mempunyai arti ketangguhan dalam berjuang menghadapi kesulitan atau berperang. Bersemangat tinggi, penuh gairah dan berhaluan keras. Militansi tidak ditawar-tawar lagi, ini sebuah resiko perjuangan yang harus dihadapi baik secara individu maupun kelompok. Militansi tidak berdiri sendiri, harus ada obyek, subyek dan predikat. Militansi adalah produk dari sebuah obyek yang berlawanan. Dalam sepakbola, apalagi derby telah memunculkan api-api militansi di kedua belah pihak.


Perseteruan kelompok supporter PSS dan PSIM, menurut catatan saya sudah sejak tahun 2004 telah memunculkan miltansi di kedua belah pihak, baik itu Slemania dan Brajamusti. Namun karena sepakbola merupakan bahasa universal, anak-anak pun ikut terlibat dalam konsep militansi ini. Sekelompok anak kecil di kecamatan Wirobrajan memaknai militansi dengan menggunakan peralatan “tempur” seperti batu dan plinteng. Mereka akan menyerang lawanya dengan alat-alat yang sudah disiapkan. Namun sekelompok anak-anak dari Moyudan melihat kesebelasannya bertanding dengan bersepeda onthel. Ketika mereka menemui kesulitan dan ketakutan dijalan kemudian menyelesaikanya dengan mencopot atribut dan pulang ke rumahnya dengan bertelanjang dada.


Sayangnya saya tidak mencoba “memotret” kedua kelompok anak-anak ini menjadi lebih dalam, lebih in depth. Saya hanya melihat permukaan saja. Namun bagi saya, ini merupakan kecenderungan, proyeksi sebuah sikap militansi dengan gaya masing-masing. Ini sangat dipengaruhi dengan style masing-masing kelompok supporter dalam mensikapi dan mendukung kesebelasan masing-masing. Pengurus Slemania, menurutku masih bisa mengendalikan anggotanya yang berjumlah ribuan. Sehingga bagi Slemania, menonton sepak bola merupakan sebuah tontonan murni. Konflik, saling lempar dengan supporter tamu jarang bahkan tidak terjadi di stadion Maguwoharjo. Secara otomatis, hal inilah yang juga ikut andil “mendidik” slemania menjadi supporter yang tidak paham situasi dan kondisi.


Saya pernah menolong seorang Slemania yang dihajar oleh sekelompok supporter Brajamusti di ring road utara, saya coba korek informasinya. “Kenopo koe lewat mbarengi rombongan Brajamusti”, tanyaku. Jawabnya amat singkat, “kulo niki mboten ngerti nek Brajamusti niku mungsuhi Slemania”. Kejadiannya tahun 2009, masih sangat fresh, belum ada setahun. Bagiku ini sangat fatal, seseorang tidak mengetahui situasi dan kondisi. Bagi dia (korban pemukulan tersebut) seluruh supporter sepakbola dianggap sama seperti Slemania. Anti anarki dan supporter sopan.


***


Dua kasus kelompok anak-anak tadi mencerminkan kondisi masing-masing kelompok supporter, namun demikian inilah salah satu contoh militansi yang berhasil ditunjukkan, tentu dengan cara dan gaya masing-masing. Saya yakin bahwa anak-anak ini tidaklah mendapatkan “pendidikan” dari masing-masing orang tuanya. Mereka hanya melihat lingkungannya, melihat perilaku masing-masing orang dewasa disekitarnya. Anak-anak itu sendirilah yang akan melakukan apapun seperti yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri.


Saya salut, meski sekelompok anak-anak ini telah menunjukkan militansi untuk kesebelasan masing-masing, sesungguhnya anak-anak ini juga merupakan korban. Setiap konflik, perkelahian bahkan perang anak-anak merupakan korban yang sesungguhnya. Dalam hal ini, anak-anak di Wirobrajan telah belajar untuk berbuat kekerasan. Bibit-bibit permusuhan dan kekerasan telah tertanam di otak bawah sadarnya. Sedangkan anak-anak dari Moyudan telah melihat kekerasan didepan matanya sehingga rasa trauma itu akan terus terbayang diotaknya hingga besar nantinya.


Kemudian, apakah yang akan kalian cari dalam persetruan kedua kelompok suporter ini? Bagiku militansi tidak identik dengan kekerasan, militansi bukanlah ajang balas dendam. Namun kalau memang kekerasan jalan akhir dari perseturan ini, saya siap ada dibarisan paling depan.


Sebuah renungan kecil

@Sipey, manusia biasa, warga Karangkajen, sekarang tinggal di Sleman (adem dan ra sumpek) dulu pernah mengurusi Slemania Tjaboel (Tjabang Boelaksumur), beberapa kali memposting pendapat pribadi di web www.slemania.or.id
[ by : Admin/Sipey ]

Arema Indonesia


Arema Indonesia (dahulu, Arema FC dan Arema Malang) adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan nama Arema FC, namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.

Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa.  Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita) 
(source : http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Indonesia )

Stadion Utama : Gelora Bung Karno , SUGBK !



Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinma untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.

Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertamanya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton. Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Dan tentunya dengan dana yang cukup besar tersebut itu menjadikan galanggang olahraga ini sebagai stadion sepakbola terbesar di Indonesia.Hingga saat ini, Gelora Bung Karno merupakan satu-satunya stadion yang benar-benar berstandar internasional di Indonesia.

"Mutiara Hitam" Persipura Jayapura


Persatuan Sepak Bola Indonesia Jayapura  yang disingkat ( Persipura - Jayapura ) adalah sebuah klub Profesional  Sepak Bola Indonesia yang bermarkas di Jayapura - Papua. Prestasi tertinggi Persipura dalam Kompetisi Liga Sepak Bola Indonesia yaitu tiga kali sebagai Runer Up Piala Copa Indonesia Tahun 2006, 2007, dan 2008/09, dua kali menjuarai Liga Indonesia pada tahun 2005 dan 2008/09, dan terakhir meraih predikat klub terbaik pada tahun 2009 dimana Klub ini  berhasil menjuarai Piala Keraton dan Piala Community Shield pada tahun 2009, dan prestasi terakhir Persipura menduduki peringkat Runner Up ISL 2010.

Boaz Solossa !


Pemain asal Jayapura ini tentu tidak asing lagi di Liga Indonesia. Top skorer sementara Djarum ISL ini selalu menunjukkan ketajamannya disetiap musim bersama tim Persipura. Si "Bochi",julukan bagi sang fenomenal sempat dirundung cedera pada lutut kakinya sehingga menyebabkan absen beberapa tahun lalu. Akan tetapi,setelah cedera yang didera ketika membela timnas berangsur angsur sembuh, Bochi mulai menunjukkan lagi ketajamannya sebagai striker nomer wahid di negeri ini.

Selasa, 15 Maret 2011

From Sabang to Merauke

Bismillahirohmanirohim ;-)

Akan saya mulai penelusuran segala sesuatu tentang sepakbola di Indonesia. Dari ujung barat (Sabang) sampai ke ujung timur (Merauke). Dari mulai Profil klub,supporter,hingga stadion tiap-tiap kota.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
Loading